Favorite Quotations

"Life starts from nothing to something, then becoming someone and finally to be NO ONE because the only One is Allah Swt." _Reza M. Syarief, MA.,M.BA., CMLP_

"Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita ? Sebab, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada." _Sang Alkemis (Paulo Coelho)_

Wednesday 20 April 2011

The Alchemist

"Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?" tanya si anak. "Sebab, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada." Demikian selintas percakapan antara sang Alkemis dan Santiago, anak gembala yang mengikuti suara hatinya dan berkelana mengejar mimpinya. Perjalanan yang membawanya ke padang gurun Mesir, tempat dia bertemu sang alkemis yang mengajarinya tentang Jiwa Dunia, cinta, kesabaran, dan kegigihan.

Apa sih itu the alchemist yang saya maksud???

Kalau ada kolom buku favorit di form biodata, saya selalu menuliskan “The Alchemist” sebagai buku favorit saya. Buku macam apa pula itu? Dia novel sastra yang cukup lumayan membuat kepala ini pusing, menurut saya, karena penuh kiasan dan analogi. Keren, banyak hikmahnya, tapi benar2 butuh konsentrasi buat baca. Mungkin karena saya bukan orang yang romantis dan puitis, jadi kurang mengerti bahasa begituan. Hehe,,walaupun demikian cukup sekali baca saya bisa memahami apa isinya, tapi ternyata buku itu saya baca berulang-ulang kali karena memang luar biasa isinya, keren abisss deh. Buku itu ditulis oleh Paulo Coelho asal Brazil, yang juga dianggap salah satu dari 15 pengarang terbesar sepanjang sejarah. Dia telah meraih banyak penghargaan internasional dan penasihat UNESCO, sekarang tinggal di Rio de Janiero.

Sebenarnya k’AFA yang berhasil membuat saya penasaran dengan buku ini 6 tahun silam, sekitar 2005, akhirnya saya mendapatkan buku ini di Plaza Semanggi tapi sayangnya versi Bahasa Indonesia, cetakan ke4 di Indonesia.
 Tahun 2007 saya mendapatkan kado buku dengan judul yang sama tapi versi Bahasa Inggris. Terima kasih mbak Dewi yang sudah tahu betul tentang saya yang gemar sekali membaca dan ternyata mbak tahu apa yang sedang saya cari. 
Kedua bukunya tipis, tidak setebal buku2 nya Andrea Hirata (tetralogi Laskar Pelangi) atau buku A. Fuadi (Trilogi Negeri 5 menara) bahkan dengan bukunya Habiburrahman El Shirazy jauh sekali berbeda kalau dilihat dari tebalnya tapi buku ini boleh dibilang “Sikecil-kecil Cabe rawit”, buku boleh tipis tapi sarat sekali dengan makna. Sang Alkemis memang buku yang bagus, pada tahun 2002, The Alchemist sudah terjual 24 juta eksemplar di 120 negara. Yap, karya klasik modern yang sepertinya bakalan terus dibaca sampai generasi mendatang (terakhir saya ke Gramedia, terbitan terbarunya sudah ada dengan cover yang lebih bagus).

Wah terlalu panjang sepertinya pendahuluan yang saya berikan, baiklah kita mulai mendeskripsikan isi buku ini.

Buku ini berkisah tentang perjalanan seorang Bocah dalam mewujudkan mimpinya, Santiago namanya, gembala dari Andalusia yang mengembara mencari harta duniawinya. Ia dua kali bermimpi hal yang sama: Dia menemukan harta karun di Piramida, Mesir.
Dari kampungnya di Spanyol, dia ke Tangier dan menyeberangi gurun pasir. Di oasis, ia berjumpa dengan sang alkemis yang memberinya pelajaran tentang “legenda pribadi“ dan Fatima, gadis gurun yang menjadi kekasih sejatinya. Perjalanan Santiago diliputi oleh banyak peristiwa yang mengajarkan kita bagaimana mengikuti kata hati, mengenali pertanda, memandang dunia dengan mata kita sendiri, dan mengikuti mimpi-mimpi kita.

Dengan dorongan pertanda-pertanda yang ditemuinya, akhirnya si Bocah bisa menemukan harta karunnya. Tetapi, sesungguhnya dalam cerita ini bukan saja harta karun yang dia temukan. Dibantu oleh Sang Alkemis yang menemukannya di sebuah oase padang gurun, si Bocah mulai mendapat kebenaran banyak hal tentang kehidupan. Tentang keberanian, mimpi, nasib, cinta, kata hati, pertanda, orang-orang, dan hubungan dengan sang pencipta.
Sungguh luar biasa isinya…

Beberapa hal yang dipetik dari dialog2 yang ada dalam buku ini :
“Saat seseorang benar-benar menginginkan sesuatu, segenap semesta untuk membantu orang itu mewujudkan mimpinya”

“Ketika orang2 meminta nasihatku, aku bukannya membaca masa depan; aku menebak masa depan. Masa depan itu milik Tuhan, dan hanya dia yang dapat mengungkapkannya, dalam kondisi yang luar biasa. Bagaimana caraku menebak masa depan? Berdasarkan pertanda2 masa kini. Rahasianya terletak di masa kini. Kalau kamu memperhatikan masa kini, kamu dapat memperbaikinya. Dan, bila kamu memperbaiki masa kini, apa yang akan datang kemudian juga menjadi lebih baik. Lupakanlah masa depan dan jalanilah setiap hari menurut ajaran, percayalah bahwa Tuhan mencintai hamba-hambaNya. Tiap2 hari, pada dirinya, membawakan suatu keabadian“

Bagus banget…! Kerrren abisss…!

Jika diselami lebih dalam lagi, sungguh si Bocah itu tidak lain adalah diri kita sendiri, yang ingin mewujudkan sebuah mimpi. Sedangkan Sang Alkemis itu tentunya Tuhan, yang selalu memberikan pertanda atau petunjuk kepada kita.
Sebuah kisah yang dalam maknanya, sangat inspiratif, sederhana namun sarat makna.
Paulo Coelho sang penulis, berhasil meramu hal-hal berat tentang makna kehidupan dalam suatu cerita ringan dan menarik. Ia mampu menarik pembaca untuk terus membaca setiap kata dan halamannya.

Buat teman2 yang belum pernah baca buku ini coba deh baca. Emm kalau dalam kisah Indonesia mungkin mirip dengan buku “Sang Pemimpi” yang ditulis oleh Andrea Hirata. Teringat “Sang Pemimpi”  saya jadi tertarik untuk membandingkan antara “The Alchemist” dengan “Sang Pemimpi”.. Oke, baiklah blog berikutnya saya akan membandingkan 2 buku ini..

1 comment:

  1. yayayya..
    saya juga suka buku ini :). Ada rekomendasian buku bagus lainya :D

    hehhe

    ReplyDelete