Favorite Quotations

"Life starts from nothing to something, then becoming someone and finally to be NO ONE because the only One is Allah Swt." _Reza M. Syarief, MA.,M.BA., CMLP_

"Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita ? Sebab, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada." _Sang Alkemis (Paulo Coelho)_

Tuesday 9 August 2011

What's the right statement ????


Pernyataan apa yang saya maksud disini??? Sebenarnya ini gara2 hari ini saya chat dengan seorang teman, dia mengeluarkan statement "take and give" lalu saya berkata "give and take". Dia heran maksudnya, apa bedanya.

Well, kita bahas sekarang. “take and give” or “give and take” or something else ??? Keduanya memiliki arti yang sama, perbedaannya hanyalah mana yang harus dilakukan terlebih dahulu? Take/menerima atau Give/memberi? Pernahkah kita berpikir bahwa cara kita mengucapkan suatu perkataan akan mempengaruhi bagaimana otak kita menggerakkan seluruh alat indera kita untuk bertindak ? 

Aduh berbelit-belit sekali ya permulaan pembahasan saya ini sepertinya. Baiklah mari kita lihat apa sih yang diakibatkan dari penggunaan bahasa tadi ? 

Take and give person akan menjadi orang yang sangat reaktif terhadap kehidupan. Dia akan bertindak setelah dia menerima terlebih dahulu, hal ini yang seringkali menyebabkan kita selalu berpendapat kenapa saya harus melakukan itu. Tipikal seperti ini akan selalu berpikir dahulu sebelum bertindak apakah saya harus menolongnya atau pernahkah dia berbaik hati dengan saya. Take and give person sangat bergantung terhadap apa yang pernah terjadi dahulu dengan dia baru setelah itu dia akan melakukan aksi reaksi. Pernahkah kita membayangkan bagaimana bila seluruh teman, keluarga, lingkungan dan teman teman kita memiliki pola berpikir seperti ini? Bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan support dari orang lain terhadap kehidupan kita, hal ini yang mungkin membuat roda kehidupan menjadi sangat monoton dan lambat serta tidak secepat apa yang seharusnya. 

In the other side, give and take person biasanya adalah orang-orang yang proaktif terhadap kehidupan yang ada. Mereka siap untuk memberikan apa yang bisa mereka lakukan terhadap teman, keluarga dan partner yang ada di sekitarnya, dengan kebiasaan mereka inilah biasanya mereka terbiasa selanjutnya untuk selalu memberi dan lupa untuk meminta. Hal ini bukan kelemahan dari give and take person akan tetapi sebaliknya merupakan kelebihan, karena memberi tanpa mengharapkan menerima suatu imbalan merupakan keikhlasan yang akan meningkatkan kualitas pemberian yang telah kita berikan. Namun di lain sisi yakinlah bahwa semua tindak kebaikan yang telah kita lakukan kepada lingkungan akan kembali kepada kita dengan jalannya sendiri. Yakinlah bahwa tindakan-tindakan yang kita lakukan tadi bagaikan benih yang kita sebar di tanah, yang seiring dengan waktu akan tumbuh, berkembang dan menjadi besar. Dan pada saatnya nanti dia akan menjadi tanaman rimbun yang akan menjadi tempat berteduh kita di kemudian hari. 

Itulah kekuatan dari cara kita memakai kalimat di atas. Jadi ubahlah cara kita untuk melihat dan memahami ungkapan di atas, jadilah orang-orang yang selalu memahami untuk memberi baru kemudian menerima. 

Ingatlah, bila kita sudah mampu untuk selalu memberi kepada orang berarti kita sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan pribadi kita sendiri. Hal ini pun sudah menjadi bagian dari ilmu yang dikembangkan oleh Stephen R Covey yang menyatakan : “Anda menang saya menang” dan beliau berkata “Dengan kita bisa memenangkan orang lain berarti kita sudah menang untuk diri kita sendiri, karena orang yang memberi adalah orang orang yang merasa bahwa dia telah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.” 

Penjelasan diatas juga sebenernya saya dapatkan dari renungan saya dulu.. emm boleh dibilang cukup lama. Bermula dari kata2 teman SMA dulu (sebut saja si A) dia bertanya tentang status temannya (sebut saja si B) : “Penilaian orang lain terhadap kita adalah cermin kualitas sikap kita terhadap mereka” 

Well, kali itu saya rasa tidak ada yang salah dalam kalimat itu, hanya saja setelah saya pikir-pikir agak mendalam, dan dengan melakukan simulasi bagaimana andainya seseorang melempar Statement itu kepada saya.. Maka, saya pikir yang diungkapkan oleh si B itu baru “separo jalan”. Opini ini saya sampaikan kepada si A tadi; ia menuntut penjelasan yang kemudian saya janjikan “nanti” —sebab saya sedang ada acara (yang saya ikuti separo jalan juga).. 

Akhirnya saya merenung, berpikir keras untuk Statement itu. Saya melakukan simulasi beberapa kali di kepala, bagaimana rasanya seandainya ada orang yang mengatakan “penilaian orang lain terhadap kita adalah cermin kualitas sikap kita terhadap mereka”. Kalau orang mengatakan sesuatu kepada kita, wajar jika kita merasa itu ditujukan kepada kita (tentu saja, kecuali bila kalimatnya terang-terangan menyebut nama orang lain). 

Oleh karena itu saya introspeksi. Jadi, “penilaian orang lain” terhadap saya, yang termanifestasi dalam sikap mereka kepada saya… adalah cerminan kualitas sikap saya kepada mereka. Ya, ini wajar. Masuk akal. Saya renung-renungkan, tampaknya beginilah kecenderungan setiap orang; saya, dia, anda… semua menempuh rute ini: kita bersikap pada orang lain sesuai sikap mereka kepada kita. 

Statement “penilaian orang lain terhadap kita adalah cermin kualitas sikap kita terhadap mereka”, kira-kira seperti halnya anda menyatakan kepada saya, “bagaimana anda bersikap, itu akan saya nilai, dan nilai itu mempengaruhi sikap saya kepada anda”. Atau, begitulah kurang lebih. 

Menurut saya, ini muter… Tahu, “muter” artinya apa? Muter is Looping… 

Saya pun demikian. Apa yang saya lakukan adalah apa yang orang sebut sebagai “perilaku saya”. Sementara itu, “perilaku saya” tersebut merupakan cerminan dari “perlakuan anda kepada saya” (yang saya interpretasikan, mostly, sendiri). Kalau (menurut saya) anda bersikap “buruk” kepada saya, nanti sebagai respon saya juga akan bersikap buruk kepada anda; mungkin dalam level yang lebih —that is, “lebih buruk”. Saya menduga, anda sama saja. Maka ini bisa-bisa tidak ada habisnya.

Segala macam hal di dunia ini berpasangan, konon demikian. Interaksi antar kita juga begitu. Maka saat membaca kalimat “penilaian orang lain terhadap kita adalah cermin kualitas sikap kita terhadap mereka”, saran saya, usahakanlah agar melakukan simulasi terhadap kedua belah pihak. Pertama, jika anda yang mengatakan itu kepada seseorang… dan simulasi kedua, bagaimana (rasanya) kalau anda yang kena Statement itu. 

Maksud saya sebenarnya sederhana; intinya, “take and give”. Atau “give and take”. Yang mana saja yang duluan, asal jangan lupa yang satunya. Memangnya itu beda? Yaa, bedanya “cuma” mana yang lebih dulu. 

Beberapa orang punya kebiasaan “take” lebih dulu; dia satu waktu “mengambil” sikap orang lain kepadanya dan menafsirkannya (menurut dia sendiri), kemudian “give” (it back). Saran saya: sesekali jangan ditafsirkan sendiri; “take” juga dari orang ketiga (atau keempat, dan seterusnya). Asal jangan terlalu banyak orang (melihat situasi lah). 

Akhirnya, ada yang sebaliknya; suka atau biasa “give”, baru kemudian “take”. Memerintah ini dan itu, memberi hadiah, menguji orang lain… lalu ambil kesimpulan. Nah, kesimpulan yang diambil ini seringnya suka menurut tafsirannya sendiri pula. 

Saya yakin semua orang melakukan keduanya, hanya saja, “take and give” (atau sebaliknya) ini suka dilakukan dalam rangka kepentingannya sendiri. Argh… muter lagi ke adat kecenderungannya manusia… 

Saya renungkan terus, kata2 si B tersebut sebenarnya tidak juga kalau dikatakan “separo jalan”. Dia itu “separo jalan” jika si manusia yang mengatakannya memang “bermaksud separo jalan”. Saya bilang begini karena setelah membaca kalimat itu, saya membatin: “kalau ada orang bilang begitu kepada saya dengan maksud menyindir (sikap) saya, kira-kira dia tahu nggak ya bahwa sikap saya itu bermula dari sikap dia kepada saya beberapa waktu sebelumnya?” 

Akhirnya pada saat itu saya bergumam semoga saya sendiri ingat untuk berhati-hati dan proporsional… sebelum suatu saat “menonjok” muka seseorang dengan kalimat semacam itu. 

So kesimpulannya, dari memberi, kita akan mendapat sesuatu bahkan lebih dari apa yg kita perkirakan atau bahkan tidak kita harapkan sebelumnya dan bukan cuma sekedar materi. 

Ehm, ada yang menarik dari memberi. Memberi disaat kita memiliki atau berkecukupan adalah hal yg baik. Tapi adalah hal yg luar biasa ketika kita mampu memberi saat kitapun sedang tidak memiliki sesuatu yang lebih. 

Ah, berbelit2 kesimpulan saya. Mari kita coba sobat. 

Seperti apa kata pesan Nabi : “saling memberi hadiahlah kamu maka kamu akan saling menyayangi”. 

Kalo kita diberi hadiah, kita disunnahkan untuk membalasnya dengan yang lebih baik, minimal yang setara. Kalo ga punya apa2 untuk membalasnya, setidaknya balaslah dengan doa.

Thursday 19 May 2011

Diam Tak Pernah Salah

Dua hari ini sepertinya jari jemari ini menulis dengan tuts hitam ini tentang diam..ada apakah gerangan???? entah lah... tapi semoga tulisan ini dapat dipetik hikmahnya.. :)


Pagi ini saya tersentak oleh sms seorang sahabat “tahu gak bahwa apa yang keluar dari mulut kita itu adalah kita” dan kemudian saya merenung atas apa apa yang pernah saya ucapkan, perkataan baikkah atau kata kata yang menyakitkan saya yang mampu saya ucap, atau rentetan dusta yang tak mampu saya bendung, lalu terbayang oleh saya ketika sumbu amarah saya tersulut oleh perbuatan orang lain yang tidak menyenangkan hati, saya memaki dengan kata kata “bodoh” yang jika dikatikan dengan pesan sahabat saya tadi, kata bodoh yang saya tunjukan untuk orang lain sesungguhnya itu adalah saya, iya itulah saya, ketika saya mengatakan orang itu “ular berkepala dua” karena suka mengadu domba dan memfitnah, mungkin saya juga begitu, jadi siapa saya, saya adalah yang keluar dari mulut saya itu, ya ALLAH :(


Beberapa hari yang lalu ada pula yang menasehati saya dengan kata kata yang indah, “ diam itu adalah emas, diam adalah ibadah yang tanpa bersusah payah, diam adalah perhiasan bibir tanpa berhias dengan pemerah, diam adalah kehebatan tanpa kerajaan, benteng tanpa pagar, kekayaan tanpa meminta kepada orang, istirahat bagi kedua malaikat pencatat amal, penutup segala aib
… Subhanallah, indahnya diam …

Saya mulai berpikir, jika dalam sehari itu ada 24 jam, dikurangi jam tidur saya 6 jam maka saya punya waktu hidup 18 jam :D dalam 18 jam ini berapa banyak kata kata bak meteor yang keluar dari mulut saya, angkot di serang yang selalu membuat saya emosi dan memaki motor yang selalu seenaknya, di kostan ada orang yang selalu menyetel musik keras gak karuan, di tempat saya menjemput rejeki saya berhadapan dengan orang orang yang tidak selalu manis dan saya membalasnya dengan lebih pahit lagi, kepada keluarga saya mungkin saya tak bermaksud membentak tapi “huh” yang keluar dari mulut saya mungkin melukainya, jika saya tak mampu berkata kata yang menyenangkan sebaiknya saya diam, jika hanya bisa bohong dan bohong yang keluar dari mulut saya sebaiknya saya gak bicara sama sekali, jika hanya luka dan makian mending lakban deh mulut :(

Sungguh lidah memang tak bertulang, setiap gerakannya akan menggetarkan pita suara, dan suara yang keluar jika tak bernilai kebaikan sebaiknya diam, dan mustinya saya harus selalu ingat bahwa setiap gerakan lidah akan dimintai pertanggungjawaban oleh ALLAH di mahkamah ALLAH nanti, iya lidah akan dihisab, bicara apa dan berkata apa, di mahkamah ALLAH tidak ada pengacara yang akan membela apalagi membenarkan ucapan saya, di sana lidah saya hanya akan berkata jujur tentang semua yang pernah saya ucapkannya, dan betullah seharusnya saya DIAM ketika tidak bisa berkata benar, diam dan dzikir loh yah, bukan diam terus ngelamun jorok :D *ah itu sih elo yan*

Semakin banyak bicara semakin banyak salah, maka diam itu tidak pernah salah, jadi mulai sekarang ada baiknya kita belajar menjadi pendengar dan bukan pembicara, kekasih ALLAH itu diamnya dzikir, bicaranya dakwah, kan gitu yah?

Kalau dihina yan?” gak usah dibalas dengan hinaan, rugi lah mengotori lidah dengan menghina orang itu lagi, ketika ada orang yang menghina saya kan orang itu sedang menghina dirinya sendiri kan sebetulnya, ketika saya membalas lagi dengan hinaan, terus apa bedanya dong saya dengan dia, gak deh !! abis pahala dan energi hanya untuk membalas sesuatu yang gak penting lagi buat kita bukan? biarkan saja… sudahi saja dengan diam dan senyum manis.

Kata orang ”Setan itu mencari sahabat sahabatnya dan ALLAH melindungi kekasih kekasihNYA” salah satu agar dicintai ALLAH dan menjadi kekasih ALLAH adalah dengan menjadi ahli dzikir dan sifat dari para ahli dzikir itu “diamnya dzikir, bicaranya dakwah” …

Jadi, diam itu tidak pernah salah bukan? :)

Wednesday 18 May 2011

Debu

Saya hanya manusia, hanya debu yang tidak seharusnya menilai ketulusan seseorang atau menghakimi sesama manusia lain…  seperti juga ikhlas, tidak ada suatu alat ukur untuk menilai apakah dia ikhlas, apakah manusia didepan saya tulus.


Kenapa saya tidak menjawab? Sebab apakah mereka tulus atau tidak, sama sekali bukan urusan saya.
Jika mereka tidak tulus, maka itu tidak akan merugikan saya… tidak membuat saya menjadi orang yang lebih besar atau menjadi orang yang lebih kecil. Sebab kita sendiri yang menentukan, akan jadi manusia yang lebih besarkah kita, atau sebaliknya. Bukan orang lain.
Katakanlah ada yang mengatakan kita cantik/ganteng.. apakah mereka tulus atau tidak tidak akan terpengaruh kepada kita karena kecantikan/kegantengan kita toh tidak akan berkurang atau bertambah karena pujian yang tulus atau tidak tulus, iya kan? karena arti diri kita, nilai diri kita, kitalah yang menentukan, sepenuhnya ditangan kita bukan ditangan orang lain… kalaupun pujian itu hanya pura-pura dan mentertawakan kita dibelakang pun tidak ada ruginya untuk kita, seharusnya setiap ucapan adalah tulus tapi jika tidak tidakpun tak mengapa, kita hanya manusia yang tidak berhak menilai orang lain tulus atau tidak … iya kalau benar, kalau kita salah menilai, kita pikir tulus ternyata tidak atau kita menuduh dia tidak tulus padahal dia tulus…

Ketulusan itu biarlah DIA yang menilainya … kita hanya menerima pujian, hanya merasa tersanjung tapi pujianpun bukan milik kita, kalau kita cantik/ganteng itu milik ALLAH jua… begitu kira-kira saudara saudara *gaya dosen saya dikampus…*. Sebab memang terlalu rumit untuk kacamata manusia menilai. Manusia dengan kemampuan pikir, hanya boleh berasumsi, boleh mengira-ngira. Begitu pula jika ada orang yang tidak suka dengan saya, maka sayapun tidak berhak menghakimi dia salah telah membenci saya, karena saya tidak berhak menilai dia salah, itu adalah milik Illahi, dengan tetap menghidupkan kesadaran bahwa: 

Allah, betapa terbatasnya mata saya, betapa luasnya pandanganMU. Jadi mulai detik ini saya tidak ingin membuat hati-hati lain retak karena saya bersikap tidak tulus. Saya yang harus tulus. Bukan orang lain .Saya yang tidak boleh tidak tulus, bukan orang lain...
Allah ya rahman ya rahim…  saya yang tidak boleh membenci orang yang membenci saya pula, saya yang tidak boleh menghakimi orang lain, yang dapat saya lakukan adalah mencintai orang-orang yang membenci saya.. semoga saya mampu memaafkan agar dia memaafkan segala khilaf saya, karena kita bukan Tuhan..

Sebab kita yang harus bertanggung jawab terhadap ketulusan atau ketidaktulusan kita, di mahkamahNya nanti. Diri kita sendiri, bukan yang lain…

Tuesday 10 May 2011

Cintai dalam Diam

Tiba-tiba ingin menulis ini, teringat kata-kata kawan yang menasehatiku :

bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam..
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya..
kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajakanya menjalin hubungan yang terlarang, 
kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya.

karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu..

menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..

karena diammu bukti kesetiaanmu padanya..

karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah Allah SWT pilihkan untukmu..
.............
ingatkah tentang kisah Fatimah dan Ali ??
yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan..

tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah..
.............

karena dalam diammu tersimpan kekuatan..
kekuatan harapan ..
hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata ..
bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yanng berharap padanya ??

dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam ..
jika dia memang bukan milikmu, toh Allah, melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat..

biarkan 'cinta dalam diammu' itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu..

terima kasih kawan,, dan kini aku mengerti maksudmu..

Wednesday 20 April 2011

The Alchemist

"Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?" tanya si anak. "Sebab, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada." Demikian selintas percakapan antara sang Alkemis dan Santiago, anak gembala yang mengikuti suara hatinya dan berkelana mengejar mimpinya. Perjalanan yang membawanya ke padang gurun Mesir, tempat dia bertemu sang alkemis yang mengajarinya tentang Jiwa Dunia, cinta, kesabaran, dan kegigihan.

Apa sih itu the alchemist yang saya maksud???

Kalau ada kolom buku favorit di form biodata, saya selalu menuliskan “The Alchemist” sebagai buku favorit saya. Buku macam apa pula itu? Dia novel sastra yang cukup lumayan membuat kepala ini pusing, menurut saya, karena penuh kiasan dan analogi. Keren, banyak hikmahnya, tapi benar2 butuh konsentrasi buat baca. Mungkin karena saya bukan orang yang romantis dan puitis, jadi kurang mengerti bahasa begituan. Hehe,,walaupun demikian cukup sekali baca saya bisa memahami apa isinya, tapi ternyata buku itu saya baca berulang-ulang kali karena memang luar biasa isinya, keren abisss deh. Buku itu ditulis oleh Paulo Coelho asal Brazil, yang juga dianggap salah satu dari 15 pengarang terbesar sepanjang sejarah. Dia telah meraih banyak penghargaan internasional dan penasihat UNESCO, sekarang tinggal di Rio de Janiero.

Sebenarnya k’AFA yang berhasil membuat saya penasaran dengan buku ini 6 tahun silam, sekitar 2005, akhirnya saya mendapatkan buku ini di Plaza Semanggi tapi sayangnya versi Bahasa Indonesia, cetakan ke4 di Indonesia.
 Tahun 2007 saya mendapatkan kado buku dengan judul yang sama tapi versi Bahasa Inggris. Terima kasih mbak Dewi yang sudah tahu betul tentang saya yang gemar sekali membaca dan ternyata mbak tahu apa yang sedang saya cari. 
Kedua bukunya tipis, tidak setebal buku2 nya Andrea Hirata (tetralogi Laskar Pelangi) atau buku A. Fuadi (Trilogi Negeri 5 menara) bahkan dengan bukunya Habiburrahman El Shirazy jauh sekali berbeda kalau dilihat dari tebalnya tapi buku ini boleh dibilang “Sikecil-kecil Cabe rawit”, buku boleh tipis tapi sarat sekali dengan makna. Sang Alkemis memang buku yang bagus, pada tahun 2002, The Alchemist sudah terjual 24 juta eksemplar di 120 negara. Yap, karya klasik modern yang sepertinya bakalan terus dibaca sampai generasi mendatang (terakhir saya ke Gramedia, terbitan terbarunya sudah ada dengan cover yang lebih bagus).

Wah terlalu panjang sepertinya pendahuluan yang saya berikan, baiklah kita mulai mendeskripsikan isi buku ini.

Buku ini berkisah tentang perjalanan seorang Bocah dalam mewujudkan mimpinya, Santiago namanya, gembala dari Andalusia yang mengembara mencari harta duniawinya. Ia dua kali bermimpi hal yang sama: Dia menemukan harta karun di Piramida, Mesir.
Dari kampungnya di Spanyol, dia ke Tangier dan menyeberangi gurun pasir. Di oasis, ia berjumpa dengan sang alkemis yang memberinya pelajaran tentang “legenda pribadi“ dan Fatima, gadis gurun yang menjadi kekasih sejatinya. Perjalanan Santiago diliputi oleh banyak peristiwa yang mengajarkan kita bagaimana mengikuti kata hati, mengenali pertanda, memandang dunia dengan mata kita sendiri, dan mengikuti mimpi-mimpi kita.

Dengan dorongan pertanda-pertanda yang ditemuinya, akhirnya si Bocah bisa menemukan harta karunnya. Tetapi, sesungguhnya dalam cerita ini bukan saja harta karun yang dia temukan. Dibantu oleh Sang Alkemis yang menemukannya di sebuah oase padang gurun, si Bocah mulai mendapat kebenaran banyak hal tentang kehidupan. Tentang keberanian, mimpi, nasib, cinta, kata hati, pertanda, orang-orang, dan hubungan dengan sang pencipta.
Sungguh luar biasa isinya…

Beberapa hal yang dipetik dari dialog2 yang ada dalam buku ini :
“Saat seseorang benar-benar menginginkan sesuatu, segenap semesta untuk membantu orang itu mewujudkan mimpinya”

“Ketika orang2 meminta nasihatku, aku bukannya membaca masa depan; aku menebak masa depan. Masa depan itu milik Tuhan, dan hanya dia yang dapat mengungkapkannya, dalam kondisi yang luar biasa. Bagaimana caraku menebak masa depan? Berdasarkan pertanda2 masa kini. Rahasianya terletak di masa kini. Kalau kamu memperhatikan masa kini, kamu dapat memperbaikinya. Dan, bila kamu memperbaiki masa kini, apa yang akan datang kemudian juga menjadi lebih baik. Lupakanlah masa depan dan jalanilah setiap hari menurut ajaran, percayalah bahwa Tuhan mencintai hamba-hambaNya. Tiap2 hari, pada dirinya, membawakan suatu keabadian“

Bagus banget…! Kerrren abisss…!

Jika diselami lebih dalam lagi, sungguh si Bocah itu tidak lain adalah diri kita sendiri, yang ingin mewujudkan sebuah mimpi. Sedangkan Sang Alkemis itu tentunya Tuhan, yang selalu memberikan pertanda atau petunjuk kepada kita.
Sebuah kisah yang dalam maknanya, sangat inspiratif, sederhana namun sarat makna.
Paulo Coelho sang penulis, berhasil meramu hal-hal berat tentang makna kehidupan dalam suatu cerita ringan dan menarik. Ia mampu menarik pembaca untuk terus membaca setiap kata dan halamannya.

Buat teman2 yang belum pernah baca buku ini coba deh baca. Emm kalau dalam kisah Indonesia mungkin mirip dengan buku “Sang Pemimpi” yang ditulis oleh Andrea Hirata. Teringat “Sang Pemimpi”  saya jadi tertarik untuk membandingkan antara “The Alchemist” dengan “Sang Pemimpi”.. Oke, baiklah blog berikutnya saya akan membandingkan 2 buku ini..

Thursday 14 April 2011

Dua Puluh LIma

Rabbi..... Tak tahu apa yang harus kusampaikan padaMu ketika kusadari masih ada bilik kecil di hati ini Kau buatkan khusus untukku merenung, menatap jalan panjang kedepan... Alhamdulillah yaa Rabb sampai hari ini hamba masih bisa diberi kesempatan untuk beribadah padaMU..

Terima kasih untuk semua do'a dari teman2 & sahabat2 tercinta :)





Tahun ini beda dari biasanya, dpt kejutan yang gak lucUUUUUUUUUUU banget.. apaan coba baru pulang kantor,baru napas, istirahat, mandi aja belum udh digedor2 gak jelaaaazzz banget,,dibuka gak ada orang, pake ngumpet segala..and tiba2 ucluk ucluk eng ing eng ada siapa tuuuhhhh…I Love U so…decan (mila) & kudel (ipeh) thanks ya adek2ku sayang, akhirnya tahun ini dpt bunga lg, dikirain gak kan dpt lg J


Ngerjainnya sukses sukses sukses besar dah…asli deh belum mandi,masih bau keringet udh disuruh make a wish, potong kue…udh gitu ni perut baru diisi sm bubur kacang ijo & nasi+pecel lele jam 19.30,,tp jam 21.00 harus makan lagi itu yg namanya pecel ayam,,haduh…naga2 gw kenyang bener td malem yak..

Jadi kangen sm anak2 asuh di kostan zaman kuliah dulu yg suka kasih kejutan2,,erin, niyla,niken,ani,,etc…kmn xan sekarang???

diguyur ma adonan kue lengkap di tengah malem, digedor2 tu pintu, gelap2 dtglah c kue lengkap dengan lilin…heuheu semuanya tuh nyenengin, baru berasa,,wlo kadang slash sering gw suka nyebelin, marah-marah ga jelas (esp. sm ipeh), jahat tapi banyak juga orang yang peduli n sayang sama gw…


Wlo kado dah gak sebanyak kemaren2,  apalagi dr pacar tercinta (hahay) tp tetep tahun ini berkesan..the best birthday ever deh, masih ada yg ngucapin jam 12 teng…ehm ehm sapa tuh??? Ada deh…hoho,taun ini jg gak harus mikir kegeeran duh kira2 dikasih apa yah ma anak2, atau mikir harus ngumpet dimana biar ga dikerjain ma mereka. Gw malah bersyukur banget masih dikasih kesempatan napas sama Allah SWT, kebayang donk klo Allah lagi BETE sama gw, terus nafas gw distop gitu aza, oh God ngebayanginnya aja gw ga berani, masih banyak yang belum gw raih, buaNNYYYAAAK bUUUAAANGEEETZZ.

So diumur yang mayan tua ini gw ga minta apa2 deh ma loe semua (pasti loe pada seneng kan), gw cuma minta kado sama yang diatas, gak usah disebutin apaan, coz  God knows everything that I want.

Everyday is My Birthday

Begitu bangun tidur, Rasulullah mengajarkan berdoa: 
‘Alhamdulillaah, alladzie ahyaanaa, ba’da ma amaatana, wa ilaihinnusyuur’
Segala puji bagiMu ya Allah, yang telah menghidupkan kembali diriku setelah kematianku
dan hanya kepadaMu nanti kami semua akan berpulang.


Betapa indah dan dalamnya pesan doa ini, bahwa setiap pagi adalah hari kelahiran sebagaimana malam adalah malam kematian. Begitu terlahir kembali yang pertama diucapkan adalah rasa syukur pada Allah dan kemudian dilanjutkan dengan shalat Shubuh. Shalat Shubuh adalah awal kehidupan baru dimulai. Apapun yang kita lakukan, kemanapun kaki melangkah tetap yang menjadi tujuan adalah keridhaan Allah.


Demikianlah, ketika kesadaran batin itu selalu tertuju pada Allah dan selalu menjaga kondisi itu agar tetap tidak menjauh dari orbit Ilahi, Rasulullah mengajarkan untuk melakukan salat Dzuhur, Ashar, Maghrib dan kemudian Isya.


Ritual shalat idealnya lebih dari sekedar peristiwa fisik dan mengulang bacaan doa. Salat juga adalah sebuah peristiwa emosional-spiritualketika raga-diri yang fitri dan jiwa-ikhlas bertemu Allah Yang Maha Pengasih.


Jiwa, ruh kita sesungguhnya setiap saat selalu ingin memperoleh kedamaian ketika merasa dekat dengan Yang Maha Damai [QS Ar Ra'du; 13:28].. Sayangnya daya tarik emosi, pikiran dan kenikmatan fisik lebih dominan sehingga kenikmatan jiwa sewaktu shalat sulit diraih. Padahal jika kita lebih intens menghayati, maka setiap hari adalah hari kelahiran dan juga hari kematian.


Setiap hari pula hendaknya kita melakukan pesta tasyakuran dan do'a pertobatan pada Allah.
Sungguh manusia terlalu lemah sebagaimana tergambar sewaktu tidur karena tidak bisa menguasai dirinya sendiri bahkan kita tidak sanggup menentukan judul mimpi yang kita inginkan.


Selamat Hari Ulang Tahun, semoga berkah selalu umur kita. Everyday is our birthday. Be cheerful and let’s share happiness!

Wednesday 13 April 2011

SoulMate


Tadinya sih pengen nulis kaleodoskop 14-04-2010 up to 14-04-2011, but belum saatnya…and yg nyangkut di nih otak emm SoulMate..haha lagi mellow banget gw akhir2 ini kayaknya..


duh apa coba?? napa yah yang namanya cinta tuh slalu datengnya gak tepat?? kapan sih cinta yang happy ending kayak di cerita dongeng2 zaman dulu bisa gw dpt,, napa gak ada satupun cerita yang tiap hari mungkin gw khayalin waktu kecil jadi kenyataan. sebenernya ada gak sih cinderela di dunia nyata, atau putri yang diculik dan endingnya ditolong sama pangeran nan ganteng melebihi brad pitt. napa soulmate yang gw cari selama ini gak pernah nongol?? atau mereka sebenernya dah nongol tapi I’ve never realize?? bisa aza kan selama ini soulmate gw adalah orang yang ada di deket gw tapi gw gak pernah sadar klo dia ada, bisa aja kan dia tukang cuanki yang tiap jam 5.30 sore gw beli itu jodoh gw atau tukang pecel ayam yang suka becanda sm gw ampe ngakak itu jodoh gw (duh pilihannya gak ada yang better-an apa ya?? ) that means kita tuh gak kan pernah tau dimana soulmate kita sekarang?? tapi yang gw baru tau bahwa jangan pernah mencari cinta but let love find you, so selama ini gw salah donk?? selama ini gw selalu cari cinta dan hampir 90%nya sangat sangat gak happy ending. dapat pacar yang emosian lah, unsensitive, gak perhatian lah mpe kerjaannya nuduh mulu lah, boleh dibilang kl bahasa sundanya 7 taun awet rajet kali yee,, padahal kan gw gak pernah muluk muluk gw gak pernah punya SOP (standard operating procedure, allaaah) yang isinya cowok gw harus putih, tinggi, ganteng, pinter, baik, tajir, n rajin solat gw kan cuma pengen soulmate gw lumayan putih, lumayan tinggi, lumayan pinter, lumayan tajir (hehe sama aja yah..just kidding) yah intinya gw cuma pengen soulmate gw itu orang yang bisa bikin gw yakin klo dia orang who will spend my life with me, yang bakalan grow old with me yang artinya harus nyambung luar dalem, ngertiin gw n nerima gw apa adanya, bisa ngajarin n ngajak gw jadi better person, bisa bikin ktawa ngakak tapi bisa marahin gw klo I do wrong, bisa nyayangin gw n keluarga gw, bisa bikin gw n mungkin calon anak2 gw sama dia bakalan hidup enak. 


That’s it gw cuma pengen itu kok (masih ada 2 lembar list lagi) okeh gw salah gw selalu mikir bahwa cinta itu harus dicari. tapi sekarang gw bener2 sadar kok gw gak perlu ngarep ada pangeran kaya yang bakal ngajak gw married, gak perlu mikir bahwa kodok yang gw cium bakalan jadi brad pitt (again), gw cukup seneng kok dengakn love live gw, mungkin mereka semua bukan orang yang perfect tapi saat gw merasakan cinta gw jadi ngerasa orang yang paling bahagia even mungkin cowok gw rambutnya gimbal (rambut yang paling gw benci), or jempolnya bau kaki atau kakinya bau jempol n cowok gw punya panu, kudis, kurap atau apalah, itu doesn’t matter with me karena menurut gw nobody is perfect (bukan branded loh) tapi cintalah yang bikin orang yang sedang jatuh cinta merasa orang yang dia cintai sempurna, mungkin gw belum pernah nemuin cinta yang seperti itu  tapi I will, I’m sure. gak tau kapan tapi gw yakin suatu saat gw pasti nemuin cinta yang bikin gw selalu semangat pake perfume tiap setengah jam sekali, sampe perfume lancome gw nan mahal itu cepet abiss, ngaca terus buat mastiin gak ada satu cabe pun nyelip di gigi gw, bikin gw selalu nyanyi lagu penuh cinta even suara gw sangat sangat pas-pasan, atau bikin gw selalu senyum sampe orang mikir klo gw dah gak waras, yah pasti I don’t know when the perfect time tapi pasti.. suatu saat yeah suatu saat atau malah sekarang I’ve never know just let love find me :)

Tuesday 12 April 2011

I Miss Workin' Zombie

Akhirnya aku merasakan rindu menjadi zombie...
What is it????
so this is what it's like working in a well-known big company..
eventually, u're becoming a zombie!

kangen masa2 pulangnya lbh malem dr biasa sekitar jam 10 kurang lah..kangen sama kerjaan yang bener2 gila dan yg pd akhirnya aku bener2 cuma bisa ngerjain..
mau panik juga udah gak ada hasilnya,, paling2 curhat sama temen lah satu2nya pelipur lara yeah wlo kadang2 omongan mereka agak geje alias gak jelas juga.. sebenernya sih bukan krn aku budek, tp krn sambil curhat, sambil kerja juga
tp mungkin 80% kerja, sisanya teriak panik and dengerin nasihat orang..

jadi inget hari2 disaat aku selalu nelpon temen2 cuma buat mencari teman senasib, sepenanggungan, seperjuangan dan tnyata ada juga temen yg emang udah rutin pulang midnite...
jd dulu klo boleh dibilang 'gw bisa gilaaaaaa....'
mereka cuma komen,'iya...iya...' dg santainya
udah bukan sesuatu yg baru lagi
welcome to this company!
apalagi klo judulnya cuma staf,asisten pokoknya bukan d big boss ya udah deh kerja rodi pun diberlakukan ke semua khalayak..
klo kt temen ,' don't worry ian. u'll get to the point where u just don't care anymore!'

dan semua org yg aku tanya pasti inti jawabannya tuh sama klo mereka kerja tuh udah ky zombie aja
udah gak mikir, gak merasa, yg penting dikerjain aja krn emang udah gak ada waktu buat mikir dan merasa stress jd bener2 just do it n see what happens...

mimpi juga dulu udah gak ada indah2nya, gmn mau indah, lha ini mimpiin kerjaan!
duh! bener2 work has taken over my whole freakin' life!

tp keadaan terburuk pun masih ada yg cukup menyenangkan yaitu d fact that many people actually care about me
mulai dr yg menasehati panjang kali lebar *udah kayak luas persegi aja dah.. nelponin nyuruh pulang, sms humor2 garing,
kangen sama boss yg gw appreciate bgt, dia kaget pas tau plg mlm,, si bpk ini lsg ngomong heart to heart spy ga boleh diem aja klo kerjaan byk, mesti bilang sama dia supaya distop.. just to see my boss concern of his sub ordinat is enough to make me feel grateful n respected..

rasanya dulu disaat stress pengen cepet2 weekend.. ke bdg, ktmu biasalah someone in my heart *hayah gaya.. walopun cuma sehari, tp lmyn lah..


Dulu pengen rasanya terbebas dr chinese company itu sampe cari2 loker lagi, ikut JobsDB lah, karir lah, atau JobStreet dan smpe pada akhirnya dpt jg Germany Company....but Tuhan berkata lain ternyata aku harus ikuti kehendak orang yg paling aku sayang, siapa lagi kl bukan my beloved mom,,so jadilah aku yang sekarang ini...huft dan akhirnya sekarang ahhhhhhhhhhhhhhh really really miss,,,kangen banget masa2 itu...wlo capek tapi menikmati, pokoknya gak menjadi beban..huft bukan kerja yg santai, gak ada tantangan, and the fact, hasilnya udh setengah hari gak ada kerjaan satupun....omaigod mau smpe kpn kayak gini??????? pengen pinjem pintu ajaibnya doraemon..haha

Really realy really miss you all....mbak eve dengan nyanyian merdunya, ibu wiwik dengan nasehat2nya, pak Dedy dengan gurauannya, pak Reggy degan dingginnya tp sebenarny friendly banget setelah farewell, Ipul yang setia banget nemenin makanan siang dan gak pernah bosen nemenin buat cari menu baru, obix yang curhat sana sini, and all....omaigod (RIP) Martin, gw kangen lo, semoga lo damai disana...wlo kita sempet berantem gak jelas karena sobat aneh lo itu tp tetep ada masa saat2 manis yg bikin gw kangen lo tin....*org yg di kuning tua kl baca ni blog sorry yee...

Behind the Puzzle


What's philosophical of puzzle???
Do you see those puzzles?

Bagaimana rasanya ketika bermain puzzle?

Kita berusaha mencari pasangan yang paling tepat untuk potongan yang kita pegang. Mudah kah ? Aku rasa tidak. Kita harus hafal bentuk rongga puzzle yang dipegang, dan mencari potongan puzzle lain yang memiliki rongga yang tepat untuk dihubungkan.

Ketika ketemu, mereka klik, pas, tepat, saling melengkapi.

You see, aku tak tahu pasti seperti apakah bentuk rongga yang aku punya.

Jika aku tidak tahu bentuk ronggaku, bagaimana aku mencari pasangan dengan bentuk rongga yang paling pas?

Bagaimana aku tahu bentuk seperti apakah yang dapat mengisi ronggaku, dan bagaimanakah caraku mengisi rongga miliknya?

This morning, I said to a friend, membentuk rumah tangga is something, it is a big thing. Kamu gak bisa menikahi seseorang hanya karena kamu ingin balas budi atau merasa kasihan. Paling pertama kamu harus lihat dalam dirimu, who or what you actually really need? Dan apa potensi yang bisa kamu beri untuk melengkapi kekurangan pasanganmu?

coz klo klik, pernikahan akan membentuk keseluruhan gambar yang bercerita. Just like the puzzles.

Paling bisa ya klo nasehatin orang,,,huft...tapi memang bukahkah itu yang perlu kita lakukan selama di dunia? Kita terus berusaha dan berjuang mencari potongan-potongan yang hilang supaya di kemudian hari kita mengerti keseluruhan ide cerita dari hidup kita?




Friday 8 April 2011

I've Learned

Apa yang terjadi pada kita sudah merupakan ketentuan dari Allah, tapi karena ini kehidupan kita, Allah memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih, dan semua pilihan kita akan menentukan ke arah mana kehidupan kita. Setiap hal yang kita temui dalam kehidupan akan memberikan pelajaran hidup bagi kita, untuk bagaimana melangkah dan menyikapi masalah yang akan kita hadapi. Tapi yakinlah hal itu diberikan Allah untuk memberikan diriku atas jawaban atas apa yang benar-benar saya butuhkan.

Teringat sebuah artikel dalam majalah Alia Pesona Muslimah yang pernah kubaca “Mana Jodohku Ya Allah???” Astaghfirullah, apakah kondisiku sudah begitu menyedihkan memberikan pertanyaan seperti itu kepada sang pemberi hidup. Atau mungkin buku yang pernah kubaca “Menikah dalam 27 hari” hmmm…. Ya Allah apakah ini jawabanmu atas semua pertanyaan hati ini. Atau mungkin juga gurauan atasanku “Yang ngucapin pertama nanti ultah nanti itu jodohmu ian” sebegitu tragisnya kah aku mendapatkan jodoh???

Terkadang terlintas memori-memori itu…dalam kemacetan Jakarta aku tiada henti Test Food dari satu event ke event lain hanya untuk mendapatkan catering terbaik untuk resepsiku nanti, mencari-cari info gedung yang sesuai dengan keinginan semuanya, sampai pada menentukan konsep undangan ingin seperti apa…yang gak kalah berkesan membeli emas dikejar2 dengan deadline, eits bukan deadline tugas kantor ya sodara2, tapi deadline toko emas itu tutup,,,huaaaa terbayang segala macam rintangan dihadapi, dengan macet yang gak kebayang akan sampai di toko itu,,,tapi ternyata lagi2 Allah memberikan harapan lagi, apa yang terjadi sodara2???? Toko emas yang seharusnya jam 18.00 sudah tutup, kali ini tutup jam 18.30…


Namun persiapan yang setengah matang itu rupanya harus terhenti begitu saja dan entah kapan akan kembali disibukkan dengan persiapan2 seperti itu.. sempat terpikir 7 tahun yang sia2, buang2 waktu kalau ternyata harus terhenti begitu saja, dan haruskah semua dimulai lagi dari nol??? Huft….akhirnya aku memang harus berlapang dada, bersabar, harus lebih pandai mengambil hikmah dari semuanya dan dari sinilah aku mendapatkan satu hal tentang pelajaran hidup. Apapun yang kita temui dalam satu hari adalah bentuk pelajaran hidup yang diberikan Allah kepada kita, tinggal bagaimana kita mencermati dan merangkainya. Terimakasih buat sahabat2 yang sudah bisa menghiburku dan yang pasti my beloved mom yang gak pernah lelah mendengar segala keluhan, memberi nasehat...satu lagi ucapan terima kasih untuk blog yang aku baca (http://romlahsiti97.blogspot.com/2011/03/bila-jodohku-tiba.html)

Meski hingga sekarang diriku terus masih mencari jawaban itu…  Jadilah seperti gelas berisikan setengah air putih, yang terus bisa menampung nikmatnya hidayah, rezeki dan ridho Allah. Ayolah kita Semangat mengejar ridho-Nya dan mencari kecintaan-Nya. Terkadang iman kita naik… namun tak jarang juga iman kita meluncur drastis, sahabat nabi pun pernah bertanya yang kurang lebihnya, Ya Rasulullah jika kami bersama engkau seolah-olah tampak surga dan neraka tapi jika jauh kami mudah terlena oleh urusan dunia, anak dan istri.

Begitupun dengan kita, ketika kita bersama sekumpulan orang baik,  mengikuti majelis ta’lim, melaksanakan itikaf, menderngarkan ceramah, tilawah, kita seolah sangat dekat dengan-Nya, tetapi terkadang kehidupan sosial dengan kemilaunya begitu menyilaukan dan menggerus iman kita sedikit demi sedikit, kita melenceng satu derajat demi derajat, andaikan tanpa teman-teman yang mengingatkan kita, mungkin kita sudah terlanjur jauh salah melangkah.Yang kita takutkan adalah disaat kita salah melangkah, kemudian peringatan atau musibah datang,  hal itu datang terus kita bertobat tidak jadi soal, tapi jika  kita mati dalam kesalahan? Naudzubillah min dzalik,…

Semoga kita mempunyai hati, mata dan telinga yang selalu peka terhadap kebenaran dan tak lupa selalu melafalkan “yaa muqollibal qulub, tsabbit qolbi ‘alaa diinika“.

Thursday 7 April 2011

Makna Kehidupan

di dalam kehidupan setiap manusia selalu ada cerita  senang dan sedih , bagaikan air yang mengalir kadang melalui batu yang terjal terkadang hanya melewati pasir yang lembut 

bagaimana cara melihat hikmah dari setiap kejadian adalah kunci utama.

jika melakukan sesuatu sesuai hukum alam dapat dipastikan kehidupan kita akan selalu indah karena alam dan seluruh makhluk hidup selalu bertasbih kepada Allah SWT, namun terkadang keserakahan keinginan keinginan kita yang membuat kita selalu melakukan kesalahan - kesalahan kecil maupun besar, yang membuat hidup kita terkadang seakan akan ditimpa banyak masalah.

tiada manusia yang sempurna di dalam kehidupan ini , hanya Allah SWT lah yang sempurna itu adalah kenyataan yang harus diterima , karena tanpa-Nya tiada ada arti diri kita ini.

mengakui kesalahan dan berusaha memperbaiki kesalahan tersebut adalah jalan yang terbaik dalam menjalani hidup serta selalu jujur pada diri sendiri

cinta kepada sesorang janganlah terlalu berlebihan karena cinta yang paling tulus dan tak membutuhkan balasan hanyalah cinta kepada Allah SWT 

jika ingin hidup selalu bahagia , maka selalu dekatlah dengan Allah SWT, karena dengan-Nya baik disuasana sudah dan bahagia kita akan merasakan nikmat kasih sayang-Nya 

jadi marilah kita menjadi khalifah yang terbaik untuk memaknai kehidupan ini ;)
akan selalu ada secercah harapan bagi orang yang melihat hikmah dan berusaha melakukan yang terbaik.

salam
DIAN